Jumat, 01 Juni 2018
- Juni 01, 2018
- education character
- BAB I
- 1 comment
Pengertian Dasar dan Tujuan Aqidah Akhlak
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [عَÙ‚َدَ-ÙŠَعْÙ‚ِدُ-عَÙ‚ْدً] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [خلق] jamaknya [أخلاق] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.
Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang lurus.”
Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah
akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “, mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?”
Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan. Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.
- A. Pengertian Akidah Akhlak
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [عَÙ‚َدَ-ÙŠَعْÙ‚ِدُ-عَÙ‚ْدً] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [خلق] jamaknya [أخلاق] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.
- B. Dasar Akidah Akhlak
Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang lurus.”
Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).
- C. Tujuan Akidah Akhlak
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah
akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “, mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?”
Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan. Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.
- b) Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur
dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah
laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama
manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu,
perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi
tujuan dalam aqidah akhlak.
c) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
- Juni 01, 2018
- education character
- BAB VII
- No comments
SOAL AQIDAH AKHLAK KELAS III
ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP
I. Berilah tanda silang (
x ) pada huruf a, b, c atau d dengan jawaban yang paling tepat !
1. اَعُÙˆْØ°ُ Artinya …
a. Aku
berlindung
b. Aku
dilindungi
c. Bersyukur
d. Lindungilah
2. Ketika mengalami kesusahan kita harus …
a. Pada setan
b. Pada Allah
c. Pada manusia
d. Pada
malaikat
3. Perkataan yang baik, indah dan terpuji disebut…
a. Takbir
b. Tahlil
c. Tahmid
4. Memohon perlindungan kepada Allah SWT merupakan arti
dari …
a. Takbir
b. Tahlil
c. Thayyibah
d. Tahmid
5. Aku berlindung kepada Allah dari … yang
terkutuk.
a. Ganjaran
b. Godaan
c. Balasan
d. Cobaan
6. Bagi orang yang beriman, musibah adalah …
a. Ujian
b. Peringatan
c. Malapetaka
dan azab
d. Nasehat
7. Sebagai hamba Allah yang baik, sikap ketika mendapat
musibah adalah …
a. Bersabar
b. Menjelek-jelekkan
Allah
c. Mengis
sambil meronta-ronta
d. Menyalahkan
orang lain
8. Ketika mengalami musibah yang kecil maupun yang besar,
sebaiknya mengucapkan …
a. Allahu
akbar
b. Inna lillahi
wa inna ilaihi rajiun
c. Alhamdulillahirabbil
alamin
d. Bismillahirrahmanirrahim
9. Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah
kami …
a. Menyembah
b. Beribadah
c. Kembali
d. Berserah
diri
10. Jika
seseorang membaca “Ya Muhyi”
sebanyak-banyaknya sampai tidur karena keletihan, maka Insya Allah …
a. Akan dapat
mengendalikan nafsu jahatnya
b. Akan
bermimpi indah
c. Akan dapat
tidur nyenyak
d. Akan
diampuni dosanya
11. Dalam
Al-Asmaul Husna “Al-Muhyi”artinya …
a. Maha
menghidupkan
b. Maha pemberi
rizki
c. Maha
mematikan
d. Maha
penyelamat
12. Salah satu
ciri orang yang meneladani Al-Asmaul Husna “Al-Muhyi” adalah …
a. Tidak
mensyukuri nikmat Allah
b. Semena-mena
terhadap orang lain
c. Tidak ingat
akan karunia Allah
d. Selalu
mensyukuri nikmat Allah
13. Dalam
Al-Asmaul Husna “Al-Mumit”artinya …
a. Maha
menghidupkan
b. Maha pemberi
rizki
c. Maha
mematikan
d. Maha kekal
14. Orang
beriman yang meneladani sifat Allah “Al-Mumit” terlihat pada perilaku sebagai
berikut kecuali …
a. Rajin
beribadah kepada Allah
b. Rajin
bekerja untuk kebahagiaan dunia tapi tidak melupakan bekal untuk akhirat
c. Turut
prihatin atas kesusahan orang lain
d. Beribadah
terus menerus tanpa mencari nafkah
15. Jika Allah
sudah menghendaki seseorang akan mati, maka kematian itu akan dialami siapa
saja, tanpa dapat dipastikan kapan, dimana dan bagaimana terjadinya, semua
itu adalah bukti bahwa Allah bersifat …
a. Al-Mumit
b. Al-Muhyi
c. Al-Baqi
d. Al-Malik
16. Semua
makhluk tidak ada yang kekal, kecuali Allah, karena Allah bersifat …
a. Al-Baqi
b. Al-Muhyi
c. Al-Mumit
d. Al-Malik
17. Ciri-ciri
orang yang meneladani sifat Allah ”Al-Baqi “adalah …
a. Beribadah,belajar,bekerja
karena mengharap ridla Allah
b. Bekerja
terus menerus tanpa mengingat Allah
c. Beribadah
terus menerus tanpa mencari nafkah
d. Tidak berusaha sama sekali hanya mengharap dari Allah saja
18. Alam abadi
dan kekal adalah yakni alam …
a. Gaib
b. Akherat
c. Dunia
d. Luar angkasa
19. Jika kita sering beramal, maka …
a. Harta kita
akan bertambah
b. Kita akan
jatuh miskin
c. Harta kita
akan berkurang
d. Kita sering
didatangi pengemis
20. Pada
sebagian harta kita terdapat hak …
a. Saudara
kita
b. Fakir
miskin
c. Tetangga
kita
d. Umat Islam
21. Yang disebut
tetangga adalah …
a. Saudara yang
jahat
b. orang yang
rumahnya berdekatan dengan kita
c. orang yang
sekampung dengan kita
d. Teman akrab
kita
22. Anak yang
bersikap teguh pendrian senantiasa … pesan ibunya.
a. Mengharapkan
b. Melaksanakan
c. Mengingatkan
d. Mendengarkan
23. Kebalikan
dari dermawan adalah …
a. Kikir
b. Serakah
c. Tamak
d. Rakus
24. Termasuk
perbuatan hormat kepada tetangga adalah …
a. Menjaga nama
baik tetangga
b. Menyetel
radio dengan keras
c. Meminjamkan
uang kepada tetangga
d. Membantu
tetangga yang kesusahan
25. Kerukunan
hendaklah diciptakan mulai dari lingkungan …
a. Keluarga
b. Tetangga
c. Masyarakat
d. Pemerintahan
II. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang
tepat !
1. Ketika
mendapat kebahagiaan kita wajib …
2. Apabila
mengalami musibah kita wajib …
3. “Sesungguhnya
setelah kesulitan ada …”
4. Bagi orang
yang beriman, musibah adalah …
5. Bagi orang
yang dzalim, musibah adalah …
6. Inna lillahi
wa inna ilaihi raji’un adalah pernyataan yang menyebutkan kembali kepada …
7. Al-Muhyi
artinya …
8. Al-Mumit
artinya …
9. Al-Baqi
artinya ..
10. Kehidupan di
dunia dapat dimanfaatkan untuk meraih kehidupan di …
III. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar
!
1. Sebagai
hamba Allah bagaimana sikapmu ketika
mendapat musibah ?
2. Dalam keadaan
bagaimanakah kalimat tarji’ diucapkan ?
3. Tulislah
bukti sederhana dari Al-Mumit !
4. Sebutkan
cirri-ciri orang yang meneladani sifat Allah “Al-Baqi” !
5. Sebutkan
perilaku dari orang beriman yang meneladani sifat Allah Al-Mumit !
Langganan:
Postingan (Atom)